Niat Puasa Arafah Dan Tarwiyah

Nur Jannah


Niat Puasa Arafah Dan Tarwiyah

Niat Puasa Arafah dan Tarwiyah adalah ungkapan yang merujuk pada niat untuk menjalankan puasa pada hari Arafah dan Tarwiyah. Hari Arafah adalah hari ke-9 Dzulhijjah, sementara hari Tarwiyah adalah hari ke-8 Dzulhijjah.

Niat puasa Arafah dan Tarwiyah memiliki keistimewaan dan manfaat yang besar, di antaranya dapat menghapus dosa-dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Selain itu, puasa Arafah dan Tarwiyah juga telah menjadi tradisi yang dilakukan oleh umat Islam sejak zaman Nabi Muhammad SAW.

Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang niat puasa Arafah dan Tarwiyah, termasuk tata cara, keutamaan, dan sejarahnya.

Niat Puasa Arafah dan Tarwiyah

Niat puasa Arafah dan Tarwiyah merupakan aspek penting dalam ibadah puasa pada bulan Dzulhijjah. Berikut adalah 8 aspek penting yang perlu diperhatikan:

  • Waktu: Hari Arafah (9 Dzulhijjah) dan Hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah)
  • Niat: Dilafalkan sebelum fajar
  • Tata Cara: Sama seperti puasa wajib lainnya
  • Keutamaan: Menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang
  • Sunnah: Memperbanyak doa dan dzikir
  • Syarat: Beragama Islam, baligh, dan berakal
  • Rukun: Menahan diri dari makan, minum, dan berhubungan suami istri
  • Makruh: Mandi pada siang hari

Kedelapan aspek tersebut saling terkait dan membentuk kesatuan dalam pelaksanaan puasa Arafah dan Tarwiyah. Dengan memahami dan memperhatikan aspek-aspek tersebut, umat Islam dapat melaksanakan ibadah puasa secara optimal dan meraih keutamaan yang dijanjikan.

Waktu

Waktu pelaksanaan puasa Arafah dan Tarwiyah merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan. Puasa Arafah dilaksanakan pada hari ke-9 Dzulhijjah, bertepatan dengan pelaksanaan ibadah haji di Arafah. Sementara itu, puasa Tarwiyah dilaksanakan sehari sebelumnya, yaitu pada hari ke-8 Dzulhijjah.

  • Hari Arafah

    Hari Arafah adalah hari yang sangat istimewa bagi umat Islam. Pada hari ini, umat Islam berkumpul di Arafah untuk melaksanakan wukuf, salah satu rukun haji. Puasa Arafah yang dilaksanakan pada hari ini memiliki keutamaan yang sangat besar, yaitu dapat menghapus dosa-dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.

  • Hari Tarwiyah

    Hari Tarwiyah adalah hari persiapan bagi jamaah haji yang akan melaksanakan wukuf di Arafah. Pada hari ini, jamaah haji biasanya mengambil air zamzam untuk bekal selama di Arafah. Puasa Tarwiyah yang dilaksanakan pada hari ini juga memiliki keutamaan, meskipun tidak sebesar puasa Arafah.

Dengan memahami waktu pelaksanaan puasa Arafah dan Tarwiyah, umat Islam dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk melaksanakan ibadah puasa ini secara optimal dan meraih keutamaannya.

Niat

Niat merupakan salah satu rukun puasa, termasuk puasa Arafah dan Tarwiyah. Niat puasa Arafah dan Tarwiyah harus dilafalkan sebelum fajar, tepatnya setelah masuk waktu imsak. Jika niat tidak dilafalkan sebelum fajar, maka puasa tidak dianggap sah.

Niat puasa Arafah dan Tarwiyah dilafalkan dalam hati. Berikut ini adalah lafal niat puasa Arafah dan Tarwiyah:

  • Niat Puasa Arafah
    Nawaitu shauma ‘Arafah lillahi ta’ala“Saya niat puasa Arafah karena Allah Ta’ala.”
  • Niat Puasa Tarwiyah
    Nawaitu shauma at-Tarwiyah lillahi ta’ala“Saya niat puasa Tarwiyah karena Allah Ta’ala.”

Dengan melafalkan niat sebelum fajar, seorang muslim telah menyatakan keinginannya untuk melaksanakan puasa Arafah atau Tarwiyah. Niat tersebut menjadi dasar diterimanya ibadah puasa di sisi Allah SWT.

Tata Cara

Tata cara puasa Arafah dan Tarwiyah sama seperti puasa wajib lainnya. Hal ini meliputi menahan diri dari makan, minum, dan berhubungan suami istri sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.

  • Waktu Pelaksanaan

    Puasa Arafah dan Tarwiyah dilaksanakan pada hari yang telah ditentukan, yaitu tanggal 9 dan 8 Dzulhijjah.

  • Niat

    Niat puasa Arafah dan Tarwiyah harus dilafalkan sebelum fajar.

  • Rukun Puasa

    Rukun puasa meliputi menahan diri dari makan, minum, dan berhubungan suami istri.

  • Hal-hal yang Membatalkan Puasa

    Hal-hal yang membatalkan puasa antara lain makan, minum, berhubungan suami istri, muntah dengan sengaja, dan keluarnya darah haid atau nifas.

Dengan memahami tata cara puasa Arafah dan Tarwiyah, umat Islam dapat melaksanakan ibadah puasa ini dengan baik dan benar, sehingga dapat meraih keutamaannya.

Keutamaan

Salah satu keutamaan puasa Arafah dan Tarwiyah yang paling utama adalah dapat menghapus dosa-dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Keutamaan ini diriwayatkan dalam beberapa hadits, di antaranya hadits dari Abu Qotadah Al-Anshari yang berbunyi:

“Barangsiapa berpuasa pada hari Arafah, maka Allah akan menghapus dosa-dosanya pada tahun yang lalu dan tahun yang akan datang.”

Keutamaan ini menunjukkan bahwa puasa Arafah dan Tarwiyah merupakan ibadah yang sangat istimewa dan memiliki manfaat yang luar biasa. Dengan melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah, umat Islam dapat membersihkan diri dari dosa-dosa yang telah diperbuat, sehingga dapat kembali suci dan fitrah.

Selain itu, keutamaan puasa Arafah dan Tarwiyah juga menjadi motivasi bagi umat Islam untuk melaksanakan ibadah ini dengan ikhlas dan penuh semangat. Dengan mengetahui bahwa puasa Arafah dan Tarwiyah dapat menghapus dosa-dosa, umat Islam akan semakin terdorong untuk melaksanakan ibadah ini dengan sebaik-baiknya.

Sunnah

Sunnah memperbanyak doa dan dzikir merupakan amalan yang sangat dianjurkan selama melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah. Doa dan dzikir dapat memperkuat hubungan seorang hamba dengan Tuhannya, serta memohon ampunan dan keberkahan dari-Nya.

Salah satu waktu yang tepat untuk memperbanyak doa dan dzikir adalah saat berbuka puasa. Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk memanjatkan doa ketika berbuka puasa, seperti yang diriwayatkan dalam hadits berikut:

“Doa orang yang berpuasa ketika berbuka tidak akan ditolak.”(HR. Ibnu Majah)

Selain saat berbuka, umat Islam juga dapat memperbanyak doa dan dzikir sepanjang hari, terutama pada waktu-waktu mustajab, seperti sepertiga malam terakhir, saat turun hujan, dan setelah shalat fardhu. Dengan memperbanyak doa dan dzikir, diharapkan puasa Arafah dan Tarwiyah yang dilaksanakan menjadi lebih bermakna dan bernilai di sisi Allah SWT.

Syarat

Syarat sah puasa Arafah dan Tarwiyah adalah beragama Islam, baligh, dan berakal. Ketiga syarat ini saling berkaitan dan menjadi dasar diterimanya ibadah puasa.

  • Beragama Islam
    Puasa Arafah dan Tarwiyah merupakan ibadah khusus bagi umat Islam. Hanya orang yang telah memeluk agama Islam yang dapat melaksanakan ibadah puasa ini.
  • Baligh
    Baligh artinya telah mencapai usia dewasa. Batas minimal usia baligh bagi laki-laki adalah 15 tahun, sedangkan bagi perempuan adalah 9 tahun. Orang yang belum baligh belum diwajibkan untuk melaksanakan puasa.
  • Berakal
    Berakal artinya memiliki kemampuan berpikir dan memahami ajaran agama. Orang yang tidak berakal, seperti orang gila atau orang yang mengalami gangguan jiwa, tidak diwajibkan untuk melaksanakan puasa.

Dengan memenuhi ketiga syarat tersebut, seorang muslim telah memenuhi syarat dasar untuk melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah. Ibadah puasa yang dilakukan dengan memenuhi syarat-syarat ini akan menjadi sah dan bernilai di sisi Allah SWT.

Rukun

Rukun puasa Arafah dan Tarwiyah adalah menahan diri dari makan, minum, dan berhubungan suami istri sejak terbit fajar hingga terbenam matahari. Ketiga hal ini merupakan pilar utama dalam ibadah puasa, yang menjadi pembeda antara puasa yang sah dan tidak sah.

Niat puasa Arafah dan Tarwiyah menjadi dasar diterimanya ibadah puasa di sisi Allah SWT. Namun, niat saja tidak cukup. Niat harus diwujudkan dalam bentuk tindakan nyata, yaitu dengan menahan diri dari makan, minum, dan berhubungan suami istri. Tanpa adanya tindakan nyata, maka puasa tidak akan dianggap sah.

Contoh nyata dari hubungan antara niat puasa Arafah dan Tarwiyah dengan rukun puasa adalah ketika seseorang berniat untuk melaksanakan puasa Arafah, namun pada siang harinya ia makan atau minum. Maka, puasanya tidak dianggap sah meskipun ia telah berniat sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa niat harus diikuti dengan tindakan nyata agar puasa dapat diterima oleh Allah SWT.

Memahami hubungan antara niat puasa Arafah dan Tarwiyah dengan rukun puasa sangat penting bagi umat Islam yang ingin melaksanakan ibadah puasa dengan benar. Dengan memahami hubungan ini, umat Islam dapat melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah dengan sempurna, sehingga dapat meraih keutamaannya.

Makruh

Makruh mandi pada siang hari merupakan salah satu ketentuan dalam pelaksanaan puasa Arafah dan Tarwiyah. Makruh artinya perbuatan yang tidak dianjurkan, tetapi tidak sampai haram. Mandi pada siang hari dimakruhkan bagi orang yang sedang berpuasa karena dapat mengurangi pahala puasa.

Penyebab utama dimakruhkannya mandi pada siang hari saat berpuasa adalah karena dapat menghilangkan rasa dahaga dan lapar. Kedua rasa tersebut merupakan bagian dari ibadah puasa yang dapat meningkatkan kekhusyukan dan pahala. Dengan mandi pada siang hari, rasa dahaga dan lapar tersebut dapat berkurang, sehingga mengurangi kekhusyukan dan pahala puasa.

Meskipun dimakruhkan, mandi pada siang hari saat berpuasa tidak membatalkan puasa. Namun, sangat disarankan untuk menghindari mandi pada siang hari jika tidak ada keperluan yang mendesak. Jika terpaksa harus mandi pada siang hari, dianjurkan untuk segera membatalkan niat puasa dan menggantinya pada hari lain.

Memahami ketentuan makruh mandi pada siang hari saat berpuasa Arafah dan Tarwiyah sangat penting bagi umat Islam yang ingin melaksanakan ibadah puasa dengan sempurna. Dengan memahami ketentuan ini, umat Islam dapat melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah dengan khusyuk dan meraih pahala yang optimal.

Tanya Jawab Niat Puasa Arafah dan Tarwiyah

Berikut adalah beberapa tanya jawab seputar niat puasa Arafah dan Tarwiyah untuk menambah pemahaman:

Pertanyaan 1: Kapan waktu yang tepat untuk melafalkan niat puasa Arafah dan Tarwiyah?

Jawaban: Niat puasa Arafah dan Tarwiyah dilafalkan sebelum fajar, tepatnya setelah masuk waktu imsak.

Pertanyaan 2: Bolehkah niat puasa Arafah dan Tarwiyah dilafalkan setelah terbit fajar?

Jawaban: Tidak boleh. Jika niat tidak dilafalkan sebelum fajar, maka puasa tidak dianggap sah.

Pertanyaan 3: Apakah niat puasa Arafah dan Tarwiyah harus diucapkan dengan lisan?

Jawaban: Tidak, niat puasa Arafah dan Tarwiyah cukup dilafalkan dalam hati.

Pertanyaan 4: Apakah sah puasa Arafah dan Tarwiyah jika niatnya salah?

Jawaban: Tidak sah. Niat puasa Arafah dan Tarwiyah harus sesuai dengan sunnah, yaitu diniatkan untuk ibadah kepada Allah SWT.

Pertanyaan 5: Apa saja hal yang membatalkan niat puasa Arafah dan Tarwiyah?

Jawaban: Hal-hal yang membatalkan niat puasa Arafah dan Tarwiyah antara lain makan, minum, berhubungan suami istri, muntah dengan sengaja, dan keluarnya darah haid atau nifas.

Pertanyaan 6: Apakah niat puasa Arafah dan Tarwiyah bisa diubah setelah dilafalkan?

Jawaban: Tidak bisa. Niat puasa Arafah dan Tarwiyah yang telah dilafalkan tidak dapat diubah.

Demikianlah beberapa tanya jawab seputar niat puasa Arafah dan Tarwiyah. Semoga bermanfaat.

Pembahasan mengenai niat puasa Arafah dan Tarwiyah akan dilanjutkan pada bagian berikutnya, yaitu tata cara puasa Arafah dan Tarwiyah.

Tips Niat Puasa Arafah dan Tarwiyah

Bagian ini akan memberikan beberapa tips terkait niat puasa Arafah dan Tarwiyah agar ibadah puasa yang dilakukan menjadi lebih sempurna dan bernilai.

Tip 1: Pastikan niat puasa Arafah dan Tarwiyah sesuai dengan sunnah, yaitu diniatkan untuk ibadah kepada Allah SWT.

Tip 2: Lafalkan niat puasa Arafah dan Tarwiyah dengan jelas dan benar sebelum fajar.

Tip 3: Hindari mengucapkan niat puasa Arafah dan Tarwiyah setelah terbit fajar.

Tip 4: Niatkan puasa Arafah dan Tarwiyah dengan sepenuh hati dan penuh kesadaran.

Tip 5: Jaga niat puasa Arafah dan Tarwiyah agar tidak ternodai oleh hal-hal yang membatalkan puasa.

Tip 6: Perbanyak doa dan dzikir setelah melafalkan niat puasa Arafah dan Tarwiyah.

Tip 7: Hindari melakukan hal-hal yang dapat mengurangi kekhusyukan puasa, seperti mendengarkan musik atau menonton televisi.

Tip 8: Perbanyak sedekah dan amal kebaikan selama melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah.

Dengan mengikuti tips di atas, diharapkan niat puasa Arafah dan Tarwiyah yang kita lakukan menjadi lebih sempurna dan bernilai di sisi Allah SWT.

Pembahasan mengenai niat puasa Arafah dan Tarwiyah akan dilanjutkan pada bagian berikutnya, yaitu tata cara puasa Arafah dan Tarwiyah.

Kesimpulan

Niat puasa Arafah dan Tarwiyah merupakan aspek krusial dalam ibadah puasa pada bulan Dzulhijjah. Niat tersebut harus diucapkan sebelum fajar dengan penuh kesadaran dan sesuai sunnah.Tata cara puasa Arafah dan Tarwiyah sama dengan puasa wajib lainnya, yang meliputi menahan diri dari makan, minum, dan berhubungan suami istri sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.

Beberapa poin penting yang saling berkaitan dalam niat puasa Arafah dan Tarwiyah antara lain:

  • Niat puasa Arafah dan Tarwiyah menjadi dasar diterimanya ibadah puasa di sisi Allah SWT.
  • Niat tersebut harus diikuti dengan tindakan nyata berupa menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa.
  • Dengan memahami hubungan antara niat dan tindakan nyata, umat Islam dapat melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah dengan sempurna dan meraih keutamaannya.

Niat puasa Arafah dan Tarwiyah yang benar dan diikuti dengan pelaksanaan puasa yang sesuai syariat akan memberikan banyak manfaat dan keutamaan bagi umat Islam. Oleh karena itu, sangat penting bagi umat Islam untuk memahami dan melaksanakan niat puasa Arafah dan Tarwiyah dengan baik agar ibadah puasa yang dilakukan menjadi lebih bermakna dan bernilai di sisi Allah SWT.



Artikel Terkait

Bagikan:

Nur Jannah

Halo, Perkenalkan nama saya Nur. Saya adalah salah satu penulis profesional yang suka berbagi ilmu. Dengan Artikel, saya bisa berbagi dengan teman - teman. Semoga semua artikel yang telah saya buat bisa bermanfaat. Pastikan Follow iainpurwokerto.ac.id ya.. Terimakasih..

Artikel Terbaru