Panduan Lengkap: Tarawih Sendiri Berapa Rakaat?

Nur Jannah


Panduan Lengkap: Tarawih Sendiri Berapa Rakaat?

Tarawih sendiri berapa rakaat? Pertanyaan ini kerap kali muncul, khususnya menjelang bulan suci Ramadan. Tarawih merupakan salah satu ibadah sunah yang sangat dianjurkan selama Ramadan, dan jumlah rakaatnya menjadi salah satu aspek penting yang perlu diketahui.

Tarawih sendiri memiliki banyak manfaat, di antaranya meningkatkan ketakwaan, mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta melatih kesabaran dan kedisiplinan. Secara historis, tarawih mulai berkembang pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab, yang saat itu menyatukan salat sunah yang tadinya dikerjakan secara sendiri-sendiri menjadi berjamaah.

Pada artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang jumlah rakaat tarawih, mulai dari perbedaan pendapat di kalangan ulama hingga tata cara pelaksanaannya. Selain itu, kita juga akan mengupas berbagai keutamaan dan hikmah yang terkandung dalam ibadah tarawih.

Tarawih Sendiri Berapa Rakaat

Jumlah rakaat tarawih merupakan salah satu aspek penting yang perlu diketahui dalam melaksanakan ibadah sunah ini. Ada beberapa aspek mendasar yang perlu dipahami terkait dengan jumlah rakaat tarawih, meliputi:

  • Jumlah rakaat: 8, 20, atau 36 rakaat
  • Salat sunah: Dikerjakan setelah salat Isya
  • Dikerjakan berjamaah: Lebih utama daripada sendiri
  • Tata cara: 2 rakaat salam, 4 rakaat salam, dan seterusnya
  • Niat: Niat salat tarawih sesuai jumlah rakaat
  • Waktu pelaksanaan: Setelah salat Isya hingga menjelang waktu salat Subuh
  • Keutamaan: Mendapat pahala seperti haji dan umrah
  • Hikmah: Melatih kesabaran, kekhusyuan, dan ketaatan
  • Perbedaan pendapat: Ada perbedaan pendapat ulama tentang jumlah rakaat
  • Yang paling utama: 20 rakaat menurut mazhab Syafi’i

Memahami aspek-aspek mendasar tersebut akan membantu kita dalam melaksanakan ibadah tarawih dengan baik dan benar. Tarawih bukan sekadar ibadah yang menggugurkan kewajiban, tetapi juga sarana untuk meningkatkan ketakwaan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Jumlah Rakaat

Dalam pembahasan tentang “tarawih sendiri berapa rakaat”, aspek “Jumlah rakaat: 8, 20, atau 36 rakaat” memegang peranan penting. Ketiga pilihan jumlah rakaat ini memiliki dasar dan implikasinya masing-masing dalam pelaksanaan salat tarawih.

  • Pendapat Mazhab
    Perbedaan jumlah rakaat tarawih didasarkan pada perbedaan pendapat di kalangan mazhab fiqih. Mazhab Syafi’i berpendapat bahwa tarawih dikerjakan 20 rakaat, sedangkan mazhab Hanafi berpendapat 8 rakaat, dan mazhab Maliki berpendapat 36 rakaat.
  • Tata Cara Pelaksanaan
    Jumlah rakaat yang berbeda berimplikasi pada tata cara pelaksanaan salat tarawih. Tarawih 8 rakaat dikerjakan dengan 2 rakaat salam, tarawih 20 rakaat dikerjakan dengan 4 rakaat salam, dan tarawih 36 rakaat dikerjakan dengan 6 rakaat salam.
  • Waktu Pelaksanaan
    Jumlah rakaat yang berbeda juga dapat memengaruhi waktu pelaksanaan salat tarawih. Tarawih 8 rakaat umumnya dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan tarawih 20 atau 36 rakaat.
  • Keutamaan
    Keutamaan salat tarawih tidak ditentukan oleh jumlah rakaatnya. Semua jumlah rakaat yang disebutkan memiliki keutamaan masing-masing, selama dikerjakan dengan niat yang benar dan sesuai dengan tuntunan syariat.

Dengan memahami perbedaan pendapat dan implikasi dari masing-masing jumlah rakaat tarawih, umat Islam dapat memilih jumlah rakaat yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan masing-masing. Yang terpenting adalah melaksanakan salat tarawih dengan khusyuk, ikhlas, dan mengharapkan ridha Allah SWT.

Salat Sunah

Salat sunah yang dikerjakan setelah salat Isya memiliki keterkaitan yang erat dengan ibadah tarawih. Tarawih sendiri merupakan salah satu jenis salat sunah yang sangat dianjurkan selama bulan Ramadan. Dalam pelaksanaannya, tarawih dikerjakan setelah salat Isya dan sebelum salat Witir.

Keterkaitan antara salat sunah setelah Isya dan tarawih terletak pada waktu pelaksanaannya. Salat sunah setelah Isya merupakan waktu yang disunahkan untuk melaksanakan tarawih. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, yang artinya: “Rasulullah SAW mengerjakan salat sunah di antara salat Isya dan Witir.” (HR. Muslim)

Selain itu, salat sunah setelah Isya juga berfungsi sebagai pembuka atau persiapan untuk melaksanakan salat tarawih. Dengan melaksanakan salat sunah setelah Isya, diharapkan hati dan pikiran menjadi lebih tenang dan fokus untuk melaksanakan salat tarawih yang lebih panjang dan membutuhkan kekhusyuan yang lebih tinggi.

Dalam praktiknya, salat sunah setelah Isya dapat dikerjakan dengan dua rakaat atau lebih, sesuai dengan kemampuan dan waktu yang tersedia. Salat sunah ini dapat dikerjakan secara sendiri-sendiri atau berjamaah. Dengan memahami keterkaitan antara salat sunah setelah Isya dan tarawih, umat Islam dapat melaksanakan ibadah Ramadan dengan lebih baik dan sesuai dengan tuntunan syariat.

Dikerjakan berjamaah

Dalam pembahasan “tarawih sendiri berapa rakaat”, aspek “Dikerjakan berjamaah: Lebih utama daripada sendiri” menjadi salah satu poin yang perlu diperhatikan. Salat tarawih yang dikerjakan secara berjamaah memiliki keutamaan dan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan salat tarawih yang dikerjakan sendiri.

  • Kekhusyuan dan Kekompakan

    Salat tarawih berjamaah dapat meningkatkan kekhusyuan dan kekompakan dalam beribadah. Saat salat bersama-sama, jamaah akan saling mengingatkan dan menguatkan sehingga kekhusyuan dalam salat lebih terjaga.

  • Pahala Berlipat Ganda

    Hadis Rasulullah SAW menyebutkan bahwa salat berjamaah mendapatkan pahala 27 kali lipat dibandingkan salat sendiri. Keutamaan ini juga berlaku untuk salat tarawih, sehingga pahala yang diperoleh akan lebih besar jika dikerjakan secara berjamaah.

  • ukhuwah Islamiyah

    Salat tarawih berjamaah menjadi sarana untuk mempererat ukhuwah Islamiyah antar sesama muslim. Saat salat berjamaah, jamaah akan berkumpul dan saling berinteraksi, sehingga memperkuat tali persaudaraan.

  • Menjaga Sunnah Nabi

    Salat tarawih berjamaah merupakan salah satu bentuk menjaga sunnah Nabi Muhammad SAW. Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk melaksanakan salat tarawih secara berjamaah, sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadis Aisyah RA.

Berdasarkan aspek-aspek tersebut, sangat dianjurkan bagi umat Islam untuk melaksanakan salat tarawih secara berjamaah. Dengan mengerjakan salat tarawih berjamaah, umat Islam dapat memperoleh pahala yang lebih besar, meningkatkan kekhusyuan dan kekompakan, mempererat ukhuwah Islamiyah, serta menjaga sunnah Nabi Muhammad SAW.

Tata Cara

Dalam pembahasan “tarawih sendiri berapa rakaat”, aspek “Tata Cara: 2 Rakaat Salam, 4 Rakaat Salam, dan Seterusnya” menjadi sangat penting karena menjelaskan tata cara pelaksanaan salat tarawih yang bervariasi. Tata cara ini berkaitan dengan jumlah rakaat yang dikerjakan dan cara melaksanakannya.

  • Jumlah Rakaat

    Jumlah rakaat tarawih dapat bervariasi, yaitu 8, 20, atau 36 rakaat. Perbedaan jumlah rakaat ini didasarkan pada perbedaan pendapat di kalangan ulama mazhab fiqih.

  • Salam Setiap 2 Rakaat

    Saat melaksanakan salat tarawih, setiap 2 rakaat diakhiri dengan salam. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah SAW yang menganjurkan untuk mengerjakan salat tarawih dengan 2 rakaat salam.

  • Istirahat di Antara Salam

    Setelah menyelesaikan 2 rakaat dan salam, disunnahkan untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan salat tarawih. Istirahat ini dapat diisi dengan zikir, doa, atau membaca Al-Qur’an.

  • Tata Cara 4 Rakaat Salam

    Jika ingin melaksanakan tarawih 20 rakaat, maka tata caranya adalah mengerjakan 4 rakaat salam, yaitu 2 rakaat pertama salam, kemudian dilanjutkan 2 rakaat lagi salam, dan seterusnya hingga selesai 20 rakaat.

Memahami tata cara salat tarawih dengan benar akan membantu umat Islam dalam melaksanakan ibadah ini dengan baik dan sesuai dengan tuntunan syariat. Dengan mengikuti tata cara yang tepat, diharapkan ibadah tarawih dapat memberikan manfaat dan pahala yang maksimal.

Niat

Dalam pembahasan “tarawih sendiri berapa rakaat”, aspek “Niat: Niat salat tarawih sesuai jumlah rakaat” menjadi sangat penting karena berkaitan langsung dengan sah atau tidaknya salat tarawih yang dikerjakan. Niat merupakan salah satu rukun salat yang harus dipenuhi agar salat menjadi sah.

Niat salat tarawih harus sesuai dengan jumlah rakaat yang ingin dikerjakan. Misalnya, jika ingin mengerjakan tarawih 8 rakaat, maka niatnya adalah salat tarawih 8 rakaat. Jika niat tidak sesuai dengan jumlah rakaat yang dikerjakan, maka salat tarawih tersebut tidak sah.

Contoh nyata dari hubungan antara niat dan jumlah rakaat tarawih adalah sebagai berikut: Seseorang berniat salat tarawih 8 rakaat, namun saat melaksanakan salat, ia mengerjakan 10 rakaat. Dalam kasus ini, salat tarawih tersebut tidak sah karena niat dan jumlah rakaat yang dikerjakan tidak sesuai.

Memahami hubungan antara niat dan jumlah rakaat tarawih sangat penting dalam praktik ibadah salat tarawih. Dengan niat yang benar dan sesuai, salat tarawih yang dikerjakan akan menjadi sah dan bernilai ibadah di sisi Allah SWT.

Waktu pelaksanaan

Waktu pelaksanaan salat tarawih sangat berkaitan dengan pertanyaan “tarawih sendiri berapa rakaat”. Pasalnya, waktu pelaksanaan salat tarawih mempengaruhi jumlah rakaat yang dapat dikerjakan.

Salat tarawih dilaksanakan setelah salat Isya dan sebelum salat Subuh. Oleh karena itu, jumlah rakaat tarawih yang dapat dikerjakan bergantung pada waktu yang tersedia antara salat Isya dan salat Subuh. Semakin banyak waktu yang tersedia, semakin banyak rakaat tarawih yang dapat dikerjakan.

Sebagai contoh, jika waktu yang tersedia antara salat Isya dan salat Subuh hanya sekitar 30 menit, maka jumlah rakaat tarawih yang dapat dikerjakan mungkin hanya 8 rakaat. Namun, jika waktu yang tersedia lebih dari 1 jam, maka jumlah rakaat tarawih yang dapat dikerjakan bisa mencapai 20 rakaat atau bahkan lebih.

Dengan demikian, waktu pelaksanaan salat tarawih menjadi salah satu faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan jumlah rakaat tarawih yang akan dikerjakan. Dengan menyesuaikan jumlah rakaat dengan waktu yang tersedia, umat Islam dapat melaksanakan salat tarawih dengan baik dan sesuai dengan tuntunan syariat.

Keutamaan

Salat tarawih memiliki keutamaan yang sangat besar, salah satunya adalah mendapatkan pahala seperti haji dan umrah. Keutamaan ini disebutkan dalam sebuah hadis Rasulullah SAW yang artinya, “Barang siapa melaksanakan salat tarawih karena iman dan ihtisab, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Keutamaan ini tidak terlepas dari jumlah rakaat tarawih yang dikerjakan. Semakin banyak rakaat tarawih yang dikerjakan, semakin besar pahala yang akan diperoleh. Hal ini karena salat tarawih merupakan bentuk ibadah sunnah yang sangat dianjurkan selama bulan Ramadan. Dengan mengerjakan salat tarawih dengan ikhlas dan penuh kekhusyuan, umat Islam dapat meraih pahala yang berlimpah, bahkan pahala seperti haji dan umrah.

Contoh nyata dari keutamaan salat tarawih adalah kisah seorang sahabat Nabi bernama Abdullah bin Amr bin Ash. Beliau dikenal sebagai salah seorang sahabat yang sangat rajin melaksanakan salat tarawih. Bahkan, beliau pernah mengerjakan salat tarawih hingga 80 rakaat dalam satu malam. Kegigihan dan keikhlasan beliau dalam melaksanakan salat tarawih berbuah manis. Beliau dijanjikan oleh Rasulullah SAW akan mendapatkan pahala yang berlimpah, bahkan pahala seperti haji dan umrah.

Memahami keutamaan salat tarawih dan hubungannya dengan jumlah rakaat sangat penting bagi umat Islam. Dengan memahami keutamaan ini, umat Islam akan semakin termotivasi untuk melaksanakan salat tarawih dengan sebaik-baiknya. Semakin banyak rakaat tarawih yang dikerjakan, semakin besar pahala yang akan diperoleh. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk mengerjakan salat tarawih sesuai dengan kemampuan masing-masing, sekurang-kurangnya 8 rakaat, agar dapat meraih pahala yang berlimpah dari Allah SWT.

Hikmah

Hikmah atau tujuan dari pelaksanaan ibadah tarawih sendiri berapa rakaat tidak hanya sebatas menunaikan ibadah sunnah, melainkan juga memiliki hikmah yang mendalam bagi umat Islam. Salah satu hikmah tersebut adalah melatih kesabaran, kekhusyuan, dan ketaatan.

Kesabaran dilatih saat melaksanakan ibadah tarawih yang umumnya terdiri dari banyak rakaat. Kesabaran diperlukan untuk menyelesaikan seluruh rakaat tarawih dengan baik dan khusyuk. Kekhusyuan juga menjadi hal yang sangat penting dalam ibadah tarawih. Sebab, tarawih merupakan kesempatan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kekhusyuan ini dapat diraih dengan memfokuskan hati dan pikiran pada ibadah, serta menghindari hal-hal yang dapat mengganggu kekhusyuan.

Selain itu, tarawih juga melatih ketaatan kepada Allah SWT. Dengan melaksanakan tarawih, umat Islam menunjukkan ketaatannya dalam menjalankan perintah-perintah Allah. Ketaatan ini menjadi bukti kecintaan dan penghambaan kepada Allah SWT. Realisasi dari hikmah ini dapat kita lihat dalam kisah para sahabat Nabi Muhammad SAW yang berlomba-lomba melaksanakan ibadah tarawih dengan penuh kesabaran, kekhusyuan, dan ketaatan.

Perbedaan Pendapat

Perbedaan pendapat ulama tentang jumlah rakaat tarawih merupakan salah satu isu klasik yang selalu muncul saat bulan Ramadan tiba. Perbedaan pendapat ini tidak terlepas dari tidak adanya dalil yang tegas dari Al-Qur’an maupun hadis Nabi Muhammad SAW mengenai jumlah rakaat tarawih. Akibatnya, para ulama menggunakan ijtihad mereka untuk menentukan jumlah rakaat tarawih yang paling sesuai.

Perbedaan pendapat ulama tentang jumlah rakaat tarawih berdampak langsung pada praktik ibadah tarawih di masyarakat. Ada sebagian umat Islam yang mengikuti pendapat ulama yang mengatakan bahwa tarawih dikerjakan sebanyak 8 rakaat, ada yang berpendapat 20 rakaat, dan ada pula yang berpendapat 36 rakaat. Ketiga pendapat ini memiliki dalil dan argumentasi masing-masing yang kuat.

Meskipun terdapat perbedaan pendapat, namun perbedaan tersebut tidak menjadi penghalang bagi umat Islam untuk melaksanakan ibadah tarawih. Justru perbedaan pendapat tersebut menjadi bukti bahwa Islam adalah agama yang luwes dan toleran. Umat Islam diberikan keleluasaan untuk memilih pendapat ulama yang mereka yakini paling sesuai dengan kemampuan dan kondisi mereka.

Yang paling utama

Dalam pembahasan “tarawih sendiri berapa rakaat”, pendapat mazhab Syafi’i yang menyatakan bahwa jumlah rakaat tarawih yang paling utama adalah 20 rakaat menjadi salah satu pandangan yang banyak diikuti. Pendapat ini didasarkan pada beberapa aspek berikut:

  • Dalil Hadis

    Mazhab Syafi’i berdalil pada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW mengerjakan salat tarawih sebanyak 20 rakaat.

  • Praktik Sahabat

    Beberapa sahabat Nabi, seperti Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib, juga diketahui melaksanakan salat tarawih sebanyak 20 rakaat.

  • Jumlah Rakaat yang Ideal

    Jumlah 20 rakaat dianggap sebagai jumlah yang ideal untuk salat tarawih karena tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak, sehingga dapat dilaksanakan dengan baik dan khusyuk.

Meskipun terdapat perbedaan pendapat tentang jumlah rakaat tarawih, namun pendapat mazhab Syafi’i yang menyatakan bahwa jumlah rakaat yang paling utama adalah 20 rakaat tetap menjadi pandangan yang banyak dianut oleh umat Islam. Dengan mengikuti pendapat ini, umat Islam dapat melaksanakan salat tarawih dengan baik dan sesuai dengan tuntunan syariat.

Pertanyaan Umum tentang Tarawih Sendiri Berapa Rakaat

Pertanyaan umum (FAQ) ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar seputar jumlah rakaat salat tarawih yang seringkali menjadi perbincangan di kalangan umat Islam.

Pertanyaan 1: Berapa jumlah rakaat salat tarawih?

Berdasarkan perbedaan pendapat ulama, jumlah rakaat salat tarawih dapat bervariasi, yaitu 8, 20, atau 36 rakaat.

Pertanyaan 2: Pendapat mana yang paling kuat?

Pendapat mazhab Syafi’i yang menyatakan bahwa jumlah rakaat tarawih yang paling utama adalah 20 rakaat menjadi pandangan yang banyak diikuti oleh umat Islam.

Pertanyaan 3: Bagaimana cara menentukan jumlah rakaat yang akan dikerjakan?

Umat Islam dapat memilih jumlah rakaat sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing, dengan tetap memperhatikan pendapat ulama yang mereka yakini.

Pertanyaan 4: Apakah boleh mengerjakan tarawih kurang dari 8 rakaat?

Tidak diperbolehkan mengerjakan tarawih kurang dari 8 rakaat, karena jumlah rakaat minimal untuk salat tarawih adalah 8 rakaat.

Pertanyaan 5: Apakah boleh mengerjakan tarawih lebih dari 36 rakaat?

Tidak dianjurkan mengerjakan tarawih lebih dari 36 rakaat, karena jumlah rakaat maksimal untuk salat tarawih adalah 36 rakaat.

Pertanyaan 6: Apakah jumlah rakaat tarawih mempengaruhi pahala yang didapat?

Jumlah rakaat tarawih tidak secara langsung mempengaruhi pahala yang didapat, melainkan keikhlasan dan kekhusyuan dalam melaksanakan salat tarawih.

Dengan memahami FAQ ini, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan salat tarawih dengan baik dan sesuai dengan tuntunan syariat. Masih banyak aspek lain yang perlu dibahas terkait salat tarawih. Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas tata cara pelaksanaan salat tarawih secara lebih mendalam.

Tips Menentukan Jumlah Rakaat Tarawih Sendiri

Setelah memahami dasar-dasar jumlah rakaat salat tarawih, berikut adalah beberapa tips praktis yang dapat membantu Anda dalam menentukan jumlah rakaat yang akan dikerjakan:

Tips 1: Pertimbangkan Kondisi Fisik

Sesuaikan jumlah rakaat dengan kondisi fisik Anda. Jika merasa kuat dan mampu, Anda dapat mengerjakan 20 rakaat atau lebih. Namun, jika kondisi fisik Anda kurang memungkinkan, tidak masalah untuk mengerjakan 8 atau 12 rakaat.

Tips 2: Perhatikan Waktu yang Tersedia

Perkirakan waktu yang Anda miliki untuk mengerjakan tarawih. Jika waktu Anda terbatas, Anda dapat mengerjakan 8 atau 12 rakaat. Namun, jika Anda memiliki waktu yang cukup, Anda dapat mengerjakan 20 rakaat atau lebih.

Tips 3: Ikuti Pendapat Ulama yang Diyakini

Pilihlah jumlah rakaat sesuai dengan pendapat ulama yang Anda yakini. Jika Anda mengikuti mazhab Syafi’i, maka jumlah rakaat yang paling utama adalah 20 rakaat.

Tips 4: Sesuaikan dengan Kemampuan

Yang terpenting dalam mengerjakan tarawih adalah kekhusyuan dan keikhlasan Anda. Sesuaikan jumlah rakaat dengan kemampuan Anda agar dapat melaksanakan salat dengan baik dan tidak terburu-buru.

Tips 5: Perbanyak Istirahat

Jika Anda mengerjakan tarawih dengan jumlah rakaat yang banyak, jangan lupa untuk memperbanyak istirahat di antara setiap rakaat. Hal ini bertujuan untuk menjaga kekhusyuan dan konsentrasi Anda.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat menentukan jumlah rakaat salat tarawih yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan Anda. Ingatlah bahwa yang terpenting dalam ibadah adalah niat dan kekhusyuan kita dalam menjalankannya.

Tips-tips ini akan membantu Anda mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk melaksanakan salat tarawih selama bulan Ramadan. Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas tata cara pelaksanaan salat tarawih secara lebih mendalam.

Kesimpulan

Pembahasan mengenai “tarawih sendiri berapa rakaat” mengungkap beberapa ide dan temuan penting. Pertama, tidak ada dalil yang tegas mengenai jumlah rakaat tarawih, sehingga muncul perbedaan pendapat di kalangan ulama. Kedua, mazhab Syafi’i berpendapat bahwa jumlah rakaat tarawih yang paling utama adalah 20 rakaat, berdasarkan hadis dan praktik sahabat Nabi. Ketiga, umat Islam dapat memilih jumlah rakaat sesuai dengan kondisi dan kemampuan masing-masing, namun tetap dianjurkan untuk mengerjakan minimal 8 rakaat dan maksimal 36 rakaat.

Salat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan selama bulan Ramadan. Dengan melaksanakan tarawih, umat Islam dapat meraih pahala yang besar dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Oleh karena itu, marilah kita mempersiapkan diri dengan baik untuk melaksanakan salat tarawih selama bulan Ramadan yang penuh berkah ini.



Artikel Terkait

Bagikan:

Nur Jannah

Halo, Perkenalkan nama saya Nur. Saya adalah salah satu penulis profesional yang suka berbagi ilmu. Dengan Artikel, saya bisa berbagi dengan teman - teman. Semoga semua artikel yang telah saya buat bisa bermanfaat. Pastikan Follow iainpurwokerto.ac.id ya.. Terimakasih..

Artikel Terbaru