Haji Dulu Baru Umrah Disebut

Nur Jannah


Haji Dulu Baru Umrah Disebut

Istilah “haji dulu baru umrah disebut” merujuk pada suatu ajaran dalam agama Islam yang menyatakan bahwa seorang Muslim harus terlebih dahulu menunaikan ibadah haji sebelum menjalankan umrah.

Ajaran ini sangat penting dalam Islam dan memiliki banyak manfaat, seperti memperkuat iman, menghapus dosa, dan meningkatkan ketakwaan. Secara historis, ajaran ini telah berkembang selama berabad-abad dan menjadi bagian integral dari ajaran Islam mengenai ibadah.

Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang ajaran “haji dulu baru umrah disebut”, termasuk latar belakang sejarahnya, manfaatnya, dan ketentuan pelaksanaannya.

haji dulu baru umrah disebut

Haji dulu baru umrah disebut merupakan ajaran penting dalam Islam terkait ibadah haji dan umrah. Ajaran ini memiliki beberapa aspek penting yang akan dibahas dalam artikel ini.

  • Kewajiban
  • Syarat
  • Rukun
  • Wajib
  • Sunah
  • Makruh
  • Larangan
  • Hikmah

Aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan membentuk rangkaian ibadah haji dan umrah yang lengkap. Memahami dan melaksanakan aspek-aspek ini dengan baik akan menghasilkan ibadah yang mabrur dan bernilai tinggi di sisi Allah SWT.

Kewajiban

Dalam ajaran Islam, haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu, baik secara finansial maupun fisik. Kewajiban haji ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 97:

Artinya: “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”

Kewajiban haji ini merupakan salah satu rukun Islam yang kelima. Oleh karena itu, bagi setiap Muslim yang mampu wajib melaksanakan ibadah haji setidaknya sekali seumur hidup. Pelaksanaan ibadah haji yang benar dan sesuai dengan ketentuan syariat akan memberikan banyak manfaat dan pahala bagi pelakunya.

Dalam konteks “haji dulu baru umrah disebut”, kewajiban haji menjadi dasar utama bagi pelaksanaan umrah. Sebab, umrah hukumnya sunnah, sedangkan haji adalah wajib. Sehingga, seorang Muslim yang ingin melaksanakan umrah harus terlebih dahulu melaksanakan ibadah haji.

Syarat

Dalam konteks “haji dulu baru umrah disebut”, syarat merupakan ketentuan-ketentuan tertentu yang harus dipenuhi oleh seorang Muslim sebelum melaksanakan ibadah haji. Syarat-syarat ini bertujuan untuk memastikan bahwa ibadah haji yang dilakukan sah dan sesuai dengan ketentuan syariat.

  • Islam

    Syarat pertama dan utama untuk melaksanakan ibadah haji adalah beragama Islam. Hanya orang yang beragama Islam yang diperbolehkan untuk melaksanakan ibadah haji ke Baitullah.

  • Baligh

    Syarat selanjutnya adalah baligh, yaitu telah mencapai usia dewasa. Ibadah haji tidak wajib dilaksanakan oleh anak-anak yang belum baligh.

  • Berakal

    Syarat berikutnya adalah berakal. Orang yang tidak berakal, seperti orang gila atau orang yang mengalami gangguan jiwa, tidak wajib melaksanakan ibadah haji.

  • Mampu

    Syarat terakhir adalah mampu, baik secara finansial maupun fisik. Ibadah haji membutuhkan biaya yang tidak sedikit, sehingga hanya orang yang mampu secara finansial yang wajib melaksanakannya. Selain itu, ibadah haji juga memerlukan kondisi fisik yang kuat, sehingga orang yang sakit atau tidak mampu secara fisik tidak wajib melaksanakannya.

Dengan memenuhi syarat-syarat tersebut, seorang Muslim yang ingin melaksanakan ibadah haji dapat mempersiapkan diri dengan baik dan melaksanakan ibadahnya dengan sempurna.

Rukun

Rukun merupakan bagian terpenting dari ibadah haji yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu. Rukun haji ada lima, yaitu ihram, wukuf di Arafah, tawaf, sa’i, dan tahalul. Kelima rukun ini menjadi dasar sahnya ibadah haji dan tidak boleh ditinggalkan. Jika salah satu rukun haji tidak dilaksanakan, maka hajinya tidak sah dan harus diulang pada tahun berikutnya.

  • Ihram

    Ihram adalah niat untuk melaksanakan ibadah haji dan memakai pakaian ihram. Pakaian ihram bagi laki-laki adalah dua lembar kain ihram, sedangkan bagi perempuan adalah pakaian yang menutup seluruh aurat kecuali wajah dan telapak tangan.

  • Wukuf di Arafah

    Wukuf di Arafah adalah puncak dari ibadah haji. Wukuf dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah di Padang Arafah. Jemaah haji wajib berada di Arafah pada waktu dhuhur hingga matahari terbenam.

  • Tawaf

    Tawaf adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Tawaf dilaksanakan di Masjidil Haram di Mekkah. Tawaf merupakan salah satu rukun haji yang paling penting.

  • Sa’i

    Sa’i adalah berjalan dan berlari kecil antara Bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Sa’i dilaksanakan setelah tawaf.

  • Tahalul

    Tahalul adalah mencukur atau memotong rambut dan mengenakan pakaian biasa. Tahalul dilaksanakan setelah selesai melakukan semua rukun haji.

Kelima rukun haji tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ibadah haji. Dengan melaksanakan semua rukun haji dengan benar dan sesuai dengan ketentuan, seorang Muslim dapat memperoleh haji yang mabrur dan diterima oleh Allah SWT.

Wajib

Dalam konteks “haji dulu baru umrah disebut”, wajib merupakan segala sesuatu yang diperintahkan Allah SWT untuk dikerjakan dalam ibadah haji. Wajib haji memiliki kedudukan yang sangat penting karena pelaksanaannya dapat menyempurnakan ibadah haji dan menghindari hal-hal yang dapat membatalkan haji.

  • Ihram

    Ihram merupakan bagian wajib haji yang dilakukan dengan cara memakai pakaian khusus (kain ihram) dan niat untuk melaksanakan ibadah haji. Ihram dimulai dari miqat dan berakhir saat tahalul.

  • Tawaf Qudum

    Tawaf qudum adalah tawaf yang dilakukan setelah sampai di Mekkah. Tawaf ini dilakukan sebanyak tujuh kali mengelilingi Ka’bah dan merupakan salah satu syarat sah haji.

  • Sa’i

    Sa’i merupakan bagian wajib haji yang dilakukan dengan cara berjalan dan berlari kecil sebanyak tujuh kali antara Bukit Shafa dan Marwah. Sa’i melambangkan perjalanan Siti Hajar mencari air untuk anaknya, Ismail.

  • Tahalul Awal

    Tahalul awal merupakan wajib haji yang dilakukan dengan cara mencukur atau memotong sebagian rambut. Tahalul awal dilakukan setelah selesai melaksanakan sa’i.

Melaksanakan wajib haji dengan benar dan sesuai dengan ketentuan akan menyempurnakan ibadah haji dan menambah pahala bagi pelakunya. Oleh karena itu, setiap Muslim yang melaksanakan ibadah haji wajib memperhatikan dan melaksanakan segala sesuatu yang termasuk dalam wajib haji.

Sunah

Sunah merupakan segala sesuatu yang diajarkan dan dilakukan oleh Rasulullah SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan. Sunah memiliki kedudukan yang penting dalam Islam, karena menjadi pedoman bagi umat Islam dalam menjalankan agamanya.

Dalam konteks “haji dulu baru umrah disebut”, sunah memiliki peran yang sangat penting. Sebab, ajaran “haji dulu baru umrah disebut” merupakan salah satu sunah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Sunah ini menjadi pedoman bagi umat Islam dalam melaksanakan ibadah haji dan umrah.

Melaksanakan sunah dalam ibadah haji memiliki banyak manfaat, di antaranya:

  • Menambah pahala haji;
  • Menyempurnakan ibadah haji;
  • Mengikuti jejak Rasulullah SAW;
  • Meraih keutamaan ibadah haji.

Beberapa contoh sunah dalam ibadah haji antara lain:

  • Ihram dari miqat;
  • Tawaf sunah;
  • Sholat sunah di Multazam;
  • Wukuf di Arafah pada tanggal 8 Dzulhijjah;
  • Mabit di Mina pada malam hari Tasyrik.

Dengan memahami dan melaksanakan sunah dalam ibadah haji, umat Islam dapat memperoleh haji yang lebih sempurna dan bernilai di sisi Allah SWT.

Makruh

Makruh merupakan perbuatan yang dianjurkan untuk ditinggalkan dalam ibadah haji. Melakukan perbuatan makruh tidak membatalkan haji, namun mengurangi nilai pahalanya.

  • Berbicara kotor

    Berbicara kotor atau tidak sopan selama ibadah haji, seperti berkata-kata kasar, mengumpat, atau berdebat.

  • Berpakaian mewah

    Berpakaian mewah atau mencolok selama ibadah haji, karena hal tersebut dapat menimbulkan kesombongan dan mengurangi kekhusyukan.

  • Membawa banyak bekal

    Membawa bekal yang berlebihan selama ibadah haji, karena dapat membebani dan mengganggu kekhusyukan.

  • Melewatkan sunnah

    Melewatkan sunnah-sunnah dalam ibadah haji, seperti tawaf sunnah atau sholat sunnah, karena hal tersebut dapat mengurangi kesempurnaan haji.

Dengan menghindari perbuatan makruh dalam ibadah haji, seorang Muslim dapat meningkatkan kualitas hajinya dan memperoleh pahala yang lebih besar.

Larangan

Dalam konteks “haji dulu baru umrah disebut”, larangan merujuk pada perbuatan-perbuatan yang dilarang atau diharamkan selama ibadah haji. Melakukan larangan dapat membatalkan haji atau mengurangi nilai pahalanya.

  • Melakukan Jima’

    Melakukan hubungan suami istri selama ibadah haji, karena hal tersebut dapat membatalkan haji.

  • Memakai Wewangian

    Memakai wewangian atau parfum selama ihram, karena hal tersebut dapat mengurangi kekhusyukan.

  • Memotong Kuku

    Memotong kuku selama ihram, karena hal tersebut dapat mengurangi kesempurnaan haji.

  • Memburu Binatang

    Memburu binatang selama ihram, karena hal tersebut dapat membatalkan haji.

Dengan menghindari perbuatan-perbuatan yang dilarang selama ibadah haji, seorang Muslim dapat meningkatkan kualitas hajinya dan memperoleh pahala yang lebih besar.

Hikmah

Hikmah merupakan salah satu aspek penting dalam ibadah haji. Hikmah haji dulu baru umrah disebut adalah hikmah yang terkandung dalam ajaran mendahulukan ibadah haji daripada umrah. Berikut beberapa hikmah tersebut:

  • Mendidik Kesabaran

    Menunda pelaksanaan umrah hingga setelah melaksanakan haji mengajarkan kesabaran dan menahan hawa nafsu. Jemaah haji belajar untuk memprioritaskan kewajiban utama dan menunda keinginan pribadi.

  • Memperkuat Keimanan

    Dengan melaksanakan haji terlebih dahulu, jemaah akan lebih memahami makna dan tujuan ibadah haji. Melalui rangkaian ritual haji, jemaah akan semakin dekat dengan Allah SWT dan memperkuat keimanannya.

  • Menjaga Kesucian Baitullah

    Mengerjakan haji sebelum umrah membantu menjaga kesucian Baitullah. Jemaah yang telah melaksanakan haji akan lebih menghormati dan menjaga kebersihan Masjidil Haram dan sekitarnya.

  • Mengoptimalkan Manfaat Ibadah

    Dengan mendahulukan haji, jemaah dapat mengoptimalkan manfaat ibadah. Haji merupakan ibadah yang lebih besar dan memiliki pahala yang lebih besar dibandingkan umrah. Dengan melaksanakan haji terlebih dahulu, jemaah akan memperoleh pahala yang lebih besar dan lebih sempurna.

Hikmah-hikmah tersebut menunjukkan bahwa ajaran “haji dulu baru umrah disebut” mengandung banyak manfaat dan pelajaran berharga bagi umat Islam. Dengan memahami dan mengamalkan hikmah tersebut, jemaah haji dapat memperoleh ibadah yang lebih bermakna dan bernilai di sisi Allah SWT.

Tanya Jawab tentang Haji Dulu Baru Umrah Disebut

Bagian ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan umum dan memberikan klarifikasi terkait ajaran “haji dulu baru umrah disebut”.

Pertanyaan 1: Kenapa haji harus didahulukan dari umrah?

Jawaban: Haji merupakan ibadah yang lebih besar dan wajib dilakukan bagi yang mampu, sedangkan umrah hukumnya sunnah. Dengan mendahulukan haji, seorang Muslim dapat memenuhi kewajiban utamanya terlebih dahulu.

Pertanyaan 2: Apa hikmah mendahulukan haji sebelum umrah?

Jawaban: Hikmahnya antara lain mendidik kesabaran, memperkuat keimanan, menjaga kesucian Baitullah, dan mengoptimalkan manfaat ibadah.

Pertanyaan 3: Apakah boleh melakukan umrah sebelum haji?

Jawaban: Boleh, namun sebaiknya didahulukan haji karena sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW. Jika terpaksa melakukan umrah sebelum haji, maka umrah tersebut tidak dianggap sebagai umrah yang sempurna.

Pertanyaan 4: Bagaimana jika seseorang tidak mampu melaksanakan haji?

Jawaban: Jika tidak mampu secara finansial atau fisik, maka tidak wajib melaksanakan haji. Namun, jika mampu secara finansial namun tidak mampu secara fisik, maka dapat melakukan haji dengan cara dibadalkan.

Pertanyaan 5: Apa saja larangan yang harus dihindari selama haji dan umrah?

Jawaban: Larangan tersebut antara lain melakukan jima’, memakai wewangian saat ihram, memotong kuku, dan berburu binatang.

Pertanyaan 6: Bagaimana cara mempersiapkan diri untuk melaksanakan haji?

Jawaban: Persiapan haji meliputi mempersiapkan fisik, mental, dan finansial. Jemaah haji juga perlu mempelajari tata cara haji dan memperbanyak doa.

Dengan memahami dan mengamalkan ajaran “haji dulu baru umrah disebut”, seorang Muslim dapat memperoleh ibadah haji dan umrah yang lebih bermakna dan sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW.

Selanjutnya, kita akan membahas tentang ketentuan dan tata cara pelaksanaan ibadah haji dan umrah.

Tips Mengerjakan Haji Dulu Baru Umrah

Bagi umat Islam yang berencana melaksanakan ibadah haji dan umrah, berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu:

Tip 1: Persiapan Fisik
Latih fisik secara teratur untuk meningkatkan stamina dan daya tahan, karena ibadah haji membutuhkan banyak aktivitas fisik.

Tip 2: Persiapan Mental
Pelajari tata cara haji dan umrah dengan baik, serta persiapkan mental untuk menghadapi berbagai kondisi dan tantangan selama ibadah.

Tip 3: Persiapan Finansial
Siapkan biaya haji dan umrah dengan matang, baik untuk biaya perjalanan, akomodasi, maupun pengeluaran lainnya.

Tip 4: Jaga Kesehatan
Pastikan kondisi kesehatan dalam keadaan baik sebelum berangkat haji dan umrah, serta bawa obat-obatan yang diperlukan.

Tip 5: Belajar Bahasa Arab Dasar
Pelajari bahasa Arab dasar untuk memudahkan komunikasi selama di Tanah Suci.

Tip 6: Ikuti Petunjuk Pembimbing
Selama di Tanah Suci, ikuti petunjuk dan arahan dari pembimbing haji atau umrah untuk kelancaran ibadah.

Tip 7: Jaga Kekhusyukan
Niatkan ibadah haji dan umrah dengan ikhlas dan khusyuk, serta hindari perbuatan yang dapat mengurangi kekhusyukan.

Dengan mengikuti tips-tips tersebut, diharapkan dapat membantu umat Islam melaksanakan ibadah haji dan umrah dengan lancar, bermakna, dan sesuai dengan tuntunan syariat.

Selanjutnya, kita akan membahas tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji dan umrah secara lebih rinci.

Kesimpulan

Ibadah haji dan umrah merupakan ibadah penting dalam agama Islam yang memiliki banyak manfaat dan keutamaan. Ajaran “haji dulu baru umrah disebut” mengajarkan umat Islam untuk memprioritaskan haji sebagai kewajiban utama sebelum melaksanakan umrah yang hukumnya sunnah. Hikmah di balik ajaran ini antara lain mendidik kesabaran, memperkuat keimanan, menjaga kesucian Baitullah, dan mengoptimalkan manfaat ibadah.

Dengan memahami dan mengamalkan ajaran ini, umat Islam dapat memperoleh ibadah haji dan umrah yang lebih bermakna dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Ibadah haji dan umrah merupakan perjalanan spiritual yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT, menghapus dosa, dan meningkatkan ketakwaan.



Artikel Terkait

Bagikan:

Nur Jannah

Halo, Perkenalkan nama saya Nur. Saya adalah salah satu penulis profesional yang suka berbagi ilmu. Dengan Artikel, saya bisa berbagi dengan teman - teman. Semoga semua artikel yang telah saya buat bisa bermanfaat. Pastikan Follow iainpurwokerto.ac.id ya.. Terimakasih..

Artikel Terbaru